Ibadah Bukanlah Keluhan Mahluk Yang Tertindas
Ironi memang ketika seorang muslim harus menghilangkan idiologinya seiring berkembangnya zaman, lebih lanjut dilain pihak ada yang mengatakan bahwa Islam tidak sejalan dengan pemikiran modern karena mereka menganggap seuatu hanya dinilai segi material dan memberikan segi kenikmatan dalam dunia ini,, agama sebagai sesuatu yang tidak bersikap kebendaan mereka anggap sebagai suatu keluhan mahluk tertindas saja. Sebuah contoh,, dalam buku karangan Zunun Al Misri ( seorang sufi ) ia mengisahkan dirinya sendiri, bahwa dia sering mendapatkan cemoohan dari orang-orang yang ada disekitarnya ketika melakukan praktek peribadatan seperti shalat, dan puasa. Mereka menganggap bahwa shalat yang dilakukan hanya membuang-buang waktu saja dan tidak akan membuat kita kaya, lebih lanjut mereka beropini bahwa untuk apa mengosongkan perut dari pagi sampai petang hari,, hanya membuat fisik kita menjadi lemah.
Suatu ketika sang Sufi pergi ke pasar,, dan ia bertemu dengan orang yang menghinanya pada waktu itu...lalu kemudian menyuruhnya untuk menjualkan permatanya kepada orang-orang yang ada di Pasar dengan harga satu dinar. Setelah lama ia pun kembali sambil mencemooh sang sufi,, karena tak ada satupun orang yang mau membeli permatanya. Tapi sang Sufi hanya diam sambil tersenyum, sambil berkata pada orang itu “ coba engaku jual berlian itu kepada tukang peramata”. Sesampainya di tempat permata “ permata itu ditawar dengan harga seribu dinar, orang itu pun terheran-heran. Dan kembali menemui sang sufi dengan rasa bersalah dan malu. Kemudian sang sufi berkata kepada orang itu “ pengetahuan agamamu sama dengan pengethuan orang yang berada di pasar itu.” Yah,,, memang !!! bukankah monyet jika di tawarkan dua pilihan antara pisang dan emas 24 karat ,, monyet lebih memilih pisang. Ya benar,,, Karena ia hanya menuruti hawa nafsunya saja tanpa mengetahui apa yang terkandung di balik emas itu. Artinya, seseorang yang tidak punya pengetahuan (jahil) tentang nilai-nilai dan makna haqiqiyah maka akan menganggap agama sebagai penghambat kemajuan hidup. Inilah kiranya gambaran yang terjadi pada masyarakat kita sekarang ini.
Al-Qur`an menyebut orang-orang yang bersikap demikian sebagai orang “buta” dan “tuli” (Al-Baqarah [2]: 18). Mereka punya telinga tapi tidak mau mendengar, mempunyai mata tidak dipakai untuk membaca dan mengkaji sumber kebenaran, mempunyai hati tetapi tidak digunakan untuk merasakan dan menyadari adanya kebenaran.
Mohon maafkan atas segala kekurangan ,,, yang Benar datangnya dari Allah Swt. dan yang salah itu mungkin adalah kekhilafan saya sebagai manusia biasa yang tak luput dari dosa dan kesalahan. Billahi Fi sabililhaq,, fastabiqul khairat. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.......
Ditulis ,, Kamis 28 Desember ’11 oleh muhlasin,, literatur Al – Qur’an. Dan media internet.