Selasa, 20 Desember 2011

Benar Apa Enggak Ya Ada Pacaran dalam Islam ?


Pacaran Menurut Islam ?
Gimana sich sebenernya pacaran itu, enak ggak ya? Bahaya nggak ya? Apa bener pacaran itu harus kita lakukan kalo mo nyari pasangan hidup kita? Apa memang bener ada pacaran yang
Islami itu, dan bagaimana kita menyikapi hal itu?

Memiliki rasa cinta adalah fitrah Ketika hati udah terkena panah asmara, terjangkit virus cinta, akibatnya... dahsyat man... yang diinget cuma si dia, pengen selalu berdua, akan makan inget si dia, waktu tidur mimpi si dia. Bahkan orang yang lagi fall in love itu rela ngorbanin apa aja demi cinta, rela ngelakuin apa aja demi
cinta, semua dilakukan agar si dia tambah cinta. Sampe' akhirnya.. . pacaran yuk.

Cinta pun tambah terpupuk, hati penuh dengan bunga. Yang gawat lagi, karena pengen bukti' in cinta, bisa buat perut buncit (hamil). Karena cinta diputusin bisa minum baygon. Karena cinta ditolak.. . Sandro pun ikut bertindak hehe.

Sebenarnya manusia secara fitrah diberi potensi kehidupan yang sama, dimana potensi itu yang kemudian selalu mendorong manusia melakukan kegiatan dan menuntut pemuasan. Potensi ini sendiri bisa kita kenal dalam dua bentuk.

Pertama, yang menuntut adanya pemenuhan yang sifatnya pasti, kalo ngga
k terpenuhi manusia bakalan binasa. Inilah yang disebut kebutuhan jasmani (haajatul ' udwiyah), seperti kebutuhan makan, minum, tidur, bernafas, buang hajat de el el.

Kedua, yang
menuntut adanya pemenuhan aja, tapi kalo' kagak terpenuhi manusia ngga' bakalan mati, cuman bakal gelisah (ngga' tenang) sampe' terpenuhinya tuntutan tersebut, yang disebut naluri atau keinginan (gharizah). Kemudian naluri ini di bagi menjadi 3 macam yang penting yaitu:

1. Gharizatul baqa' (naluri untuk mempertahankan diri)
misalnya rasa takut, cinta harta, cinta pada kedudukan, pengen diakui, de el el.

2. Gharizatut tadayyun (naluri untuk mensucikan sesuatu/ naluri
beragama)
yaitu kecenderungan manusia untuk melakukan penyembahan/ beragama kepada sesuatu yang layak untuk disembah.

3. Gharizatun nau' (naluri untuk mengembangkan dan melestarikan jenisnya)
manivestasinya bisa berupa rasa sayang kita kepada ibu, temen, sodara, kebutuhan untuk disayangi dan menyayangi kepada lawan jenis.

Pacaran dalam perspektif islam In fact, pacaran merupakan wadah antara dua insan yang kasmaran, dimana sering cubit- cubitan, pandang-pandangan, pegang-pegangan, raba-rabaan sampai pergaulan ilegal (seks).

Sedang Islam sebagai sumber pedoman hidup, sang pembeda antara yang benar dan bathil serta jalan kebahagiaan bagi seluruh umatnya (yang dengan setia berpegang teguh pada setiap aturanya) menjelaskan:

"Janganlah seorang laki-laki dan wanita berkhalwat (berduaan di tempat sepi), sebab syaiton menemaninya, janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali disertai dengan mahramnya." (HR. Imam Bukhari Muslim). Dan untuk para muslimah jangan lupa untuk menutup aurotnya agar tidak merangsang para lelaki.

"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (Q. S. Al Isra' : 32)

Nah, dari kedua ayat dan hadits di atas telah jelaslah bagi kita apa yang dimaksud oleh Islam itu sendiri untuk tidak menyetujui yang namanya berdua-duan di tempat seri , pegangan tangan, berpelukan dengan mesra, jalan bareng dengan lawan jenis tanpa muhrim dan aktifitas lain yang mendekati zina...

Namun sebagaimana yang terlihat dalam keseharian kita, perbuatan semacam itu tidak selalu nya dilakoni oleh mereka yang memiliki hubungan spesial atau berpacaran. Banyak diantara putra-putri, adik-adik, teman, sahabat serta family kita yang tanpa menyadari membiasakan hal yang telah nyata tidak disetujui oleh Sang maha pencipta serta rasul yang kita cintai ini.

Akhirnya, diujung simpul tulisan ini saya ingin menekankan kepada para pembaca mobile-pun.bz sekalian akan sadar setelah membaca tulisan ini dan menghindari yang namanya kontak berlebihan dengan lawan jenis alias pacaran.

Kalaupun telah ada diantara saudara-saudari sekalian yang terlanjur terjerumus kedalam perangkat syaitan tersebut dan untuk saat ini terasa sangat berat untuk meninggalkannya. Ubahlah pola berpacaran anda dari perbuatan-perbuatan yang tidak disukai oleh Allah dengan menghindari yang namanya berdua-duan di pantai, kelas, lapangan, berboncengan mesra, pegangan tangan etc. Beralih lah menjadi pribadi yang mengerti dan patuh pada norma-norma agama, Tuntun si do'i menjadi pribadi yang mampu menjadi pemimpin yang baik, jaga sholat nya, sampaikan padanya kebenaran yang diajarkan islam.

Sekian dan terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar